Elpiji (Masih) Langka
Malam itu, si mbak yang biasa memasak di rumah melaporkan bahwa elpiji sudah habis.Tumben, begitu pikir saya. Biasanya, elpiji yang saya beli bisa tahan sampai sebulan (untuk kemasan 12 kg).Ini baru 2 minggu kok sudah habis. Sebelumnya memang tempat belinya hanya di toko kecil dekat rumah. Biasanya saya belinya di Indomaret. Asumsinya, jika beli di toko yang sudah bereputasi, takaran yang diberikan mestinya sudah sesuai. Nah, untuk yang terakhir ini saya memang tidak membeli di toko langganan saya tersebut. Kebetulan karena stoknya sudah habis.
Sehabis maghrib, saya berburu elpiji bersama Advaya dengan mobil karena hujan turun dengan derasnya.Tujuan pertama ke Indomaret tentunya. Eh...habis. Pindah ke toko lainnya, masih tidak dapat juga.Sampai toko ke-4 sudah habis kesabaran saya. Untunglah di toko ke-5, dapat juga elpiji yang saya cari-cari.Begitu tanya harganya,cuma bisa senyum kecut saja... 90 ribu per tabung untuk kemasan 12 kg! Padahal saya belinya cuma 72 ribu dalam kondisi normal. Berarti naik 25% dari harga normal. Karena tidak ada pilihan lain, terpaksa saya beli juga elpiji ini, meski dengan perasaan dongkol.
Link terkait :
- http://akhatam-forum.blogspot.com/2008/12/antrean-pembeli-gas-elpiji-masih.html
- Infrastruktur Elpiji Tak Sinkron dengan Kebijakan Konversi
Foto diambil dari sini
3:12 PM
|
Labels:
Opini,
sosial politik
|
This entry was posted on 3:12 PM
and is filed under
Opini
,
sosial politik
.
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
0 comments:
Post a Comment