Sekali lagi, ranjau paku !!
Hari Jumat kemarin, hari yang menyebalkan bagi saya. Ban motor Karisma saya kena paku lagi.
Entah, sudah keberapa kali ban motor ini kena paku. Ough... !!
Ceritanya, saya berangkat kerja pagi-pagi sekali dengan isteri saya. Seperti biasa, ketika melewati daerah Senen, daerah hitam untuk ranjau paku, saya sudah pasang radar mata saya ke aspal, untuk melihat-lihat kalau ada paku, saya putar stang motor saya untuk menghindarinya. Dan seperti biasa, saya selalu ambil jalur tengah, untuk menghindari ranjau-ranjau paku yang dipasang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut. Teorinya, jika di tengah, paku-paku yang disebarkan akan lari ke pinggir jika kena bis atau mobil besar. Kebetulan saya sudah hafal betul daerah Senen, makanya pilihan jalan pun saya tahu, kemana harus zig-zag menghindari ranjau paku yang ada. Episode I, saya selamat dari ranjau paku.....
Motor selanjutnya saya larikan kencang ke arah Abdul Muis untuk mengantar isteri saya dulu ke kantornya di daerah Palmerah Jakarta Barat. Saya sendiri berkantor di daerah Daan Mogot. Berhubung waktu sudah hampir telat masuk kantor, saya tidak terlalu waspada melihat ke aspal. Kebetulan jalanan juga tidak mendukung karena banyak sekali bekas galian tanah yang berceceran di aspal sehingga menimbulkan banyak debu. Kewaspadaan saya pun turun. Dan bencana itu datang !! . Tiba-tiba....motor jalannya tidak stabil. Olala....ban belakang kempes kena paku. Tidak biasanya nih di daerah Abdul Muis kena paku. Pakunya pun ternyata sengaja dibengkokkan membentuk huruf L. Jadi pasti disengaja. Episode II.... saya kena batunya kawan...
Segera saya dorong motor saya untuk mencari tukang tambal ban terdekat. Saya tanya, berapa kalau ganti ban dalam sekalian. Ah... dengan sombongnya, tukang tambal ban ini minta harga Rp. 30 ribu termasuk pasang. Gila pikir saya ! Mahal banget. Semahal-mahalnya di Jakarta jika ganti ban dalam, paling-paling cuma Rp. 25 ribu saja. Berhubung keburu telat masuk kantor, saya iyakan saja deh permintaan si Abang bedebah ini. Oya, setiap kali pecah ban motor, saya memang selalu ganti baru dan tidak pernah minta ditambal. Karena pernah kejadian, setelah ban selesai ditambal, beberapa meter kemudian, ban bocor lagi. Terpaksa harus nambal lagi. Kesimpulan saya, banyak penambal ban di Jakarta, tidak memiliki skill yang memadai. Oleh sebab itu, saya lebih suka ganti ban baru daripada menambal ban yang bocor. Meski lebih mahal memang. Namun pilihan ini pun juga tidak sama menariknya ketika saya sering mengalami setelan ban tidak dikembalikan secara sempurna. Jadinya, motor saya bersuara...kletek..kletek...sepanjang perjalanan. Alhasil, saya harus keluar kocek lagi untuk sekedar stel velg/rantai. Yach...memang berat hidup di Jakarta ... ;-)
Sekali lagi, berhati-hatilah bila mengendarai kendaraan bermotor di Jakarta...
salam
nwcb
10:38 AM
|
|
This entry was posted on 10:38 AM
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
1 comments:
salam kenal,
orang iseng memang nggak bisa mikir kok. emamng untunnya apa?
Solusinya Hanya satu TIRE GUARD®
TIRE GUARD® melindungi ban anda dari dalam membuat ban anda anti kempes, anti bocor dan anti paku
Cabut Pakunya and ……
Proses penutupan lubang kebocoran ini berlangsung dalam waktu cepat dan sangat sedikit angin yang terbuang dalam proses ini. Dalam kondisi kendaraan berjalan, lubang akan tertutup sempurna dalam waktu kurang dari 3 detik
www.antibanbocor.com
Post a Comment