Chickenpox


adalah nama lain penyakit Varicella, Cacar Air atau Cangkrangen (Jawa). Disebabkan oleh virus. Seminggu yang lalu baru saja saya terkena penyakit tersebut. Sakitnya ? Jangan ditanya. Kepala rasanya serasa dihantam palu godam , badan demam menggigil, panas, batuk, tenggorakan sakit, nafsu makan hilang. Pada saat masa puncak, 2 hari saya tidak bisa tidur. Mata merem, tapi tidak bisa tidur. Gelisah.Yang bikin tambah nelangsa, di tubuh “kekar” saya ini, muncul bentol-bentol yang menyeramkan. Mulai dari ujung kaki sampai ujungkepala. Terpaksa, saya ijin tidak masuk kantor selama seminggu,hiatus ngeblog (jawaban atas pertanyaan ibu satu ini) dan terpaksa (lagi) harus pisah rumah sementara dengan jagoan baru saya,Advaya (diungsikan ke rumah kakak saya di daerah Kayu Manis, JakartaTimur). Kenapa saya harus dikucilkan untuk beberapa saat dan tidak boleh kontak dengan orang? Karena penyakit ini sangat menular dan berbahaya terutama pada orang yang sudah cukup dewasa seperti saya.Untuk bayi yang baru lahir pun, juga sangat berbahaya karena virus laknat yang menyerang ini dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak kita inginkan pada bayi yang baru lahir. Alhamdulillah, sampai sekarang Advaya masih sehat dan tidak tertular. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan pada jagoan baru saya tersebut. Amin.


Gejala/Tanda terkena Cacar Air :

Gejala cacar air hampir mirip seperti kena influenza. Oleh sebab itu, hampir sebagian yang terkena penyakit ini tidak sadar bila sebenarnya terkena cacar air. Pada awalnya, saya pun demikian. Biasanya, kalau tubuh saya sudah memberikan peringatan dini berupa meriang,cepat-cepat saya berikan metaflu, obat flu andalan saya plus pijat badan. Biasanya keesokan paginya, saya sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Lha, ini sudah 2 hari sampai obat flunya habis, kok meriangnya tidak sembuh-sembuh.Langsung saya putuskan sore itu juga ke dokter. Sebelumnya, mandi dulu. Tapi..eits...begitu lihat badan saya kok bentol-bentol dengan pola sentripetal. Wah...saya langsung yakin 100%kalau saya kena cacar air !!. Langsung saya telepon kakak saya yang kebetulan dokter untuk menanyakan obat dan langkah selanjutnya.Ternyata diberikan beberapa resep obat dan disuruh istirahat yang cukup. Waktu itu, saya ”sedikit” protes karena seingat saya, waktu kecil sudah pernah terkena cacar air, kok sekarang kena lagi. Kakak saya menjawab, bisa saja kena lagi kalau kondisi tubuh kita memang sedang lemah dan tidak fit. Lewat pembicaraan via telepon, baru tahu juga, ternyata kakak saya yang dokter itu pada saat bersamaan, ternyata terkena cacar air juga. Halah...senasib sependeritaan kita mas...


Obat

Dokter biasanya meresepkan resep obat sebagai berikut bila terkena cacar (mohon dikoreksi bila ejaannya salah) :

  • Asklovir Tablet & Salep (untuk versi Generik). Versi mahalnya biasanya dikasih Zovirax Tablet dan Salep. Obat ini merupakan antivirus.

  • Paracetamol, untuk menurunkan panas

  • Imboost, untuk ketahan tubuh

  • Isoprenosine

Untuk mempercepat daya sembuh sakit cacar ini, saya juga mendapat resep tradisional dari kakak ipar saya (bukan yang dokter) yang terlebih dahulu terkena cacar dan sudah sembuh yaitu minum air perasan lobak. Lobak diparut, diperas dan diambil airnya terus dicampur dengan air garam untuk menghilangkan bau anyirnya. Diminum sehari sekali. Menurut kakak saya, obat ini juga berfungsi sebagai antivirus. Obat antivirus lain yang cukup ampuh adalah Virgin Coconut Oil. Namun, yang perlu dicatat dan diperhatikan, resep obat dari dokter tetap harus diminum, secara bersamaan dengan obat tradisional tersebut.


Pantangan

Mitos yang berkembang di masyarakat, kalau terkena cacar air jangan mandi atau terkena air. Ada benarnya juga karena bila kita mandi dan bentol-bentol yang ada di tubuh kita pecah dan terkena bakteri dari air, penyakit cacar kita akan lebih parah. Bila anda tidak tahan untuk mandi, mandi dengan memakai airpanas dengan mencampurkan dettol cair untuk membunuh kuman dan pakailan sabun antiseptik (dapat dibeli di apotik). Selain mitos tidak mandi, mitos lain yang beredar di masyarakat adalah jangan keluar rumah dan tidak terkena angin atau udara luar. Bisa jadi,supaya penderita tidak menularkan penyakit ini ke orang yang sehat diluar rumah.


Antisipasi untuk anggota keluarga yang tidak terkena

Virus laknat ini hampir menyerang seluruh keluarga saya. Daya tularnya sangat tinggi sekali. Bagi anggota keluarga yang belum pernah sama sekali terkena cacar air,jaga kondisi badan, tidur yang cukup dan minum imboost tablet yang dapat dibeli apotik sehari sekali untuk pertahanan tubuh. Dapat juga minum VCO (Virgin Coconut Oil). Obat tersebut setidaknya dikonsumsi sampai semua anggota keluarga yang ada di rumah sembuh dari cacar air. Diusahakan, hindari kontak dengan penderita. Bila memungkinkan, penderita dipakaikan baju yang menutupi seluruh badandan dipakaikan juga masker di mulutnya. Pada saat isteri saya terkena cacar, semua hal tersebut tidak saya lakukan. Saya pun tidak mengkonsumsi obat di atas satu pun. Pada saat itu, saya berkeyakinan bahwa saya tidak akan terkena karena seingat saya dulu, saya pernah terkena cacar air. Asumsi saya salah. Ternyata saya bisa terkena lagi. Pembantu rumah saya yang belum pernah terkena cacar air sekalipun malah sehat-sehat saja meski tinggal satu rumah dengan kami yang kena cacar. Salah satunya, mungkin karena pembantu di rumah, saya suruh mengkonsumsi Imboost dan VCO tadi (mungkin sudah takdir Tuhanjuga).



Cacar air dan Ibu Hamil

Hal terberat yang saya rasakan adalahketika isteri saya yang mengandung jagoan saya yang berumur 9 bulan 6hari akhirnya terkena cacar, sebelum akhirnya saya tertular juga setelahnya. Ini merupakan ujian dari-Nya. Pada saat itu, di Jakarta sedang terjadi banjir besar. Akses jalan di mana-mana terhambat. Dokter kandungan yang menjadi rujukan isteri saya selama hamil,rumahnya juga kebanjiran setinggi pinggang. Kalau menunggu terlalu lama, kasihan saya melihat isteri saya yang kesakitan dan janin bayi yang dikandungnya. Segera saya larikan isteri saya ke dokter kandungan lain yakni dr. Nadir Chan di RS YPK Menteng. Menurut dokter senior tersebut, cacar air ini sangat berbahaya bila janin sampai terkena. Memang secara teori tidak bisa menular lewat plasenta. Untuk kandungan dengan usia 9 bulan, tidak terlalu masalah. Lain ceritanyakalau terjadi di awal kehamilan terutama trimester awal karena dapat menyebabkan keguguran dsb. Singkat cerita, dr. Nadhir memberikan resep seperti di atas minus obat antivirus yang diminum karenakhawatir membahayakan janin. Sempat di CTG (rekam bayi),alhamdulillah, bayinya masih sehat. Dokter menyarankan, tunggu hingga satu minggu dari HPL (Hari Perkiraan Lahir bayi yang diperkirakan Senin, 5 Februari 2007) sembari menyembuhkan cacar air isteri saya. Setelah lahir, bayi dan ibunya harus dipisah untuk beberapa hari untuk menghindari resiko bayi tertular.


Sampai dengan hari Senin, kondisiJakarta masih belum membaik. Banjir masih terjadi di mana-mana. Saya berpikir jika, RS Islam dan dokter kandungan yang menjadi rujukan isteri saya selama ini masih mengalami banjir, saya harus mencari alternatif dokter dan RS lain yang tidak kebanjiran jika sewaktu-waktu isteri saya melahirkan. Pilihan jatuh ke RS Saint Carolus di daerah Salemba. Kebetulan ada referensi dokter kandungan yang cukup baik disana yaitu dr. J.M. Seno Adjie. Segera hari Rabu,7/2/2007 saya meluncur kesana. Kesempatan berkonsultasi saya pergunakan untuk bertanya banyak hal pada dokter yang juga dosen diFakultas Kedokteran di UI tersebut. Intinya sama dengan dr. NadhirChan. Di rumah sakit tersebut, sekalian cek CTG dan detak jantung isteri saya untuk melihat kondisi jantungnya jika melahirkan normal.Dari hasil analisa, alhamdulillah, bayi dan ibunya sehat. Hanya bayinya perlu dimonitor terus dengan melihat pergerakannya. Minimal dalam 6 jam ada 10 gerakan. Jika kurang dari itu, diminta cepat-cepat ke RS untuk rekam bayi dan bila perlu segera dioperasi.


Jumat sore, 9/7/2007, saya mendapat kabar kalau RS Islam di daerah Cempaka Jakarta Pusat kondisi sudah normal dan tidak kebanjiran lagi. Segera saya bawa isteri saya kesana dan berkonsultasi dengan dokter kandungan rujukan sebelumnya yaitu dr. Eddy Purwanta. Oleh dokter tersebut diperiksa secara menyeluruh kondisi bayi dan ibunya. Alhamdulillah, hasilnya semua baik. Isteri saya juga sudah sembuh dari sakit cacarnya. Diputuskan sampai hariSenin, 12/2/2007 dilihat perkembangannya bagaimana.


Senin, 12/7/2007 siang, isteri saya kembali diperiksa oleh dr. Eddy dan diputuskan untuk segera dioperasi sectio atau sesar karena sampai dengan hari tersebut, isteri saya tidak merasakan mulas sedikit pun. Selain itu, jalan lahirnya juga masih kuncup dan air ketuban sudah mulai berkurang di bawah 8 (menurut dokter, jika kurang dari 8 akan lebih aman jika dioperasi karena jika normal, akan merasakan kesakitan yang luar biasa karena sudah tidak licin lagi). Langsung saya iyakan pendapat dokter untuk operasi jika hal itu merupakan jalan yang terbaik. Malamnya pukul 21.35 lahirlah Advaya Fathin Satriya ke dunia dengan kondisi sehat. Dokter bercerita, begitu lahir dan keluardari rahim ibunya, Advaya langsung menangis dengan keras. Hal ini menandakan bahwa bayinya sehat. Pada saat kelahiran ini, dokter anak juga ikut membantu. Kebetulan dokter Effek Alamsyah, dokter spesialis anak yang senior bersedia membantu kelahiran isteri saya. Dr. Efek pula yang memutuskan untuk memisahkan bayi dan ibunya selama 1 minggu untuk menghindari resiko tertularnya bayi. Untuk sementara, minumnya juga susu formula sampai dengan dokter spesialis anak tersebut memperbolehkan untuk diberikan ASI.


Moral cerita :

  1. Cacar air adalah penyakit menular dan berbahaya. Jaga selalu kondisi tubuh anda dengan gaya hidup yang sehat : makan yang bergizi dan istirahat yang cukup. Bila memungkinkan, olahraga minimal seminggu sekali supaya tubuh anda selalu fit dan terhindar dari berbagai penyakit. Sungguh, anugerah terindah dari-Nya yang paling berharga adalah tubuh yang sehat. Kita baru menyadarinya ketika kita diberikan ujian berupa penyakit.

  2. Waspada terhadap gejala penyakit yang mirip influenza. Bisa jadi itu merupakan awal dari penyakit cacar air, demam berdarah, flu burung, tipus dsb. Lebih aman jika anda langsung berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan lebih dini.

  3. Waspada dan selalu berkonsultasi dengan dokter jika ibu hamil terkena cacar air. Jika perlu cari dokter lebih dari satu untuk second opinion bahkan third opinion jika masih ragu. Tidak usah panik. Berserah diri pada-Nya dan selalu berkonsultasi terus menerus dengan dokter kandungan dan anak.



Sumber / referensi lain :

* http://www.emedicine.com/PED/topic2385.htm

* http://www.kompas.com/kesehatan/news/0502/07/103354.htm

* bmj.com

* konsultasi dokter


Foto : Tabloid Nova

technorati tags:, , , , ,

13 comments:

Anonymous said...

Wuah,

Gaswat juga ya mas...

Yang penting cepet sembuh dan nggak tertular lagi. Makanya jangan main air kala banjir yaa :-P

adhisimon said...

pantas lama gak nongol ngeblog mas :)

Anonymous said...

Vavai said...

Wuah,

Gaswat juga ya mas...

Yang penting cepet sembuh dan nggak tertular lagi. Makanya jangan main air kala banjir yaa :-P



Alhamdulillah, sekarang sudah sembuh semua mas dan bisa melalui ujian itu dengan baik. Agak susah menghindar mas penyakit ini mas. Lha, hampir satu RT di kampung saya pada kena semua tuh. Ya...untunglah sekarang sudah normal semua. Alhamdulillah




adhisimon said...

pantas lama gak nongol ngeblog mas :)



iya nih mas, padahal waktu itu ide sudah banyak. jadi basbang semua nih ga ditulis..;-)

Anonymous said...

Lha, hampir satu RT di kampung saya pada kena semua tuh.

Waduh, nyerang ke kampung sebelah gak yo??
*kabur ahhh...* :P

Anonymous said...

aduh, syeeremmm.. mana badan lagi gak fit pulak :(..

JengMayNot said...

Chickenpox?? Seumur kita2 ini?? Kirain itu cuma penyakit anak kecil ;) Aku udah pernah kena sih pas kelas 3 SD, hopefully nggak kena lagi.

BTW, gimana rasanya ditinggal Advaya "sebentar"? Dulu aku juga sampai nangis2 karena Ima dioperasi hernia umbilicalis (dan selanjutnya masuk ruang isolasi seminggu) waktu umurnya baru 3 hari. Duuuh.. rasanya ngenes banget tiap hari memandangi dia dari kaca.. :(

Anonymous said...

mitos makanan yang lain yaitu jangan makan telur atau yang amis-amis.

Kasusnya sama seperti adik saya yang lagi hamil 4 bulan,anak yang pertama kena cacar. Orang rumah heboh termasuk saya, apalagi adik yang lagi hamil, langsung buru-buru minta obat ke dokter kandungan. Kata dokter si gpp, tapi kalau untuk menghindari yang tidak diinginkan lebih baik pisah saja sama anaknya yang terkena cacar. Untungnya anaknya ngerti, katanya "Demi dede bayi.."

Anang said...

wah pernah kena cacar ya

Anonymous said...

Irwan said...

Waduh, nyerang ke kampung sebelah gak yo??
*kabur ahhh...* :P


Mudah2an tidak ya mas. Selalu jaga kondisi mas ;-)


snydez said...

aduh, syeeremmm.. mana badan lagi gak fit pulak :(..


minum vitamin segera mas...



Chickenpox?? Seumur kita2 ini?? Kirain itu cuma penyakit anak kecil ;) Aku udah pernah kena sih pas kelas 3 SD, hopefully nggak kena lagi.

BTW, gimana rasanya ditinggal Advaya "sebentar"? Dulu aku juga sampai nangis2 karena Ima dioperasi hernia umbilicalis (dan selanjutnya masuk ruang isolasi seminggu) waktu umurnya baru 3 hari. Duuuh.. rasanya ngenes banget tiap hari memandangi dia dari kaca.. :(




Lebih baik memang dihindari saja penyakit laknat ini mbak. Pandangan saya awalnya juga gitu. Hanya anak kecil dan sekali pernah kena, ya sudah ga akan lagi. Ternyata....:(

Rasanya pisah?? Nggaaak kuku....at Makanya kenapa saya bilang ini ujian yang terberat




auliahazza said...

mitos makanan yang lain yaitu jangan makan telur atau yang amis-amis.

Kasusnya sama seperti adik saya yang lagi hamil 4 bulan,anak yang pertama kena cacar. Orang rumah heboh termasuk saya, apalagi adik yang lagi hamil, langsung buru-buru minta obat ke dokter kandungan. Kata dokter si gpp, tapi kalau untuk menghindari yang tidak diinginkan lebih baik pisah saja sama anaknya yang terkena cacar. Untungnya anaknya ngerti, katanya "Demi dede bayi.."



thanks tambahan sharingnya mbak aul. semoga yang baca bisa mengambil manfaatnya. terus terang begitu isteri saya kemarin kena cacar, searching di internet cari pengalaman ibu hamil yang kena caca kok ga ada. jadi kenapa saya tulis ttg hal ini. supaya bermanfaat buat orang lain



Anang said...

wah pernah kena cacar ya



wah..belum pernah kena ya mas? mudah-mudahan jangan deh..

M Fahmi Aulia said...

segede gini baru kena cacar? hihihi..

semoga jangan sampai kena untuk kedua kalinya...karena meski secara teori cacar itu 'hanya' 1x seumur hidup, tapi ada kalanya bisa terkena lagi..:(

lassadad said...

eh, tau ttg mata ikan gak? :-)

Anonymous said...

makasih infonya mas..istriku yang hamil 7 bulan juga sekarang lagi kena cacar air..
alhamd kemarin uda saya kasih air degan ijo, imboost, dan paracetamol..sekarang saya tambah yakin karena mas dulu jg pake..
mohon doanya para blogger biar kami bisa kuat dan tabah menghadapi cobaan ini..jg semoga ibu dan bayinya baik2 saja..thx for all..

Anonymous said...

Thanks berat sharingnya..
Saya sedang kebingungan di Canberra Australia karena anak saya tidak mendapatkan vaksin Varicella sebagai syarat mendapatkan childcare benefit utk preschool. Tadinya saya kira sama dengan campak, ternyata Cangkrangen..

Disclaimer : Semua tulisan di blog ini adalah pendapat pribadi dan tidak mengatasnamakan siapa pun dan institusi mana pun

Designed by Posicionamiento Web