Ribut-ribut Ilmu Gendam
Seakan tidak mau kalah dengan ribut-ribut masalah Ngadu Trafik 2007 di jagad blogosphere Indonesia (halah....), komplek rumah saya di daerah Kemayoran Senen Jakarta Pusat sekarang juga sedang dilanda keributan. Lebih tepatnya keresahan (mungkin).
Kejadian berawal minggu lalu. Rumah tepat di belakang rumah saya, kemasukan komplotan pencuri yang nyaru jadi sales yang menawarkan barang dari rumah ke rumah. Kebetulan si pemilik rumah semuanya bekerja. Tinggal pembantu dan anak semata wayang mereka yang ada di rumah tersebut. Konon menurut cerita, PRT (pembantu rumah tangga) tetangga saya tersebut dibuat tidak sadar (digendam atau dihipnotis) dan menuruti apa saja yang diminta oleh kelompok pencuri tersebut. Singkat cerita, habislah semua barang-barang berharga di rumah mreka akibat kepintaran si maling atau lebih tepatnya keteledoran PRT tetangga saya tersebut.
Tak pelak, kejadian di atas tadi membuat resah warga di komplek rumah saya. Dari keterangan polisi sewaktu menyidik di tempat kejadian, komplotan tersebut terlihat lihai dan diindikasikan sedang menyebarkan orang-orangnya untuk memperdaya pemilik rumah di yang sebagian besar memang kerja di siang hari. Bahkan, menurut polisi, komplotan tersebut diperkirakan juga tahu rumah mana yang akan diincar dengan mempelajarinya terlebih dahulu. Mana rumah yang ditinggal kerja (kosong), ditinggal pembantu sendirian, rumah mana yang lengkap dan riskan untuk “dikerjain”.
Saya dan isteri sebenarnya tidak terlalu was-was jika si pencuri mau mengambil barang berharga di rumah saya. Kenapa? Lha, di rumah saja tidak punya barang berharga tuh sehingga malingnya pasti kecewa kalau mau nyatroni rumah saya . Saya dan isteri lebih khawatir dengan keselamatan si kecil, Advaya, seandainya rumah saya akhirnya “dikerjain” juga (mudah-mudahan tidak). Jika lantas masuk dan tidak menemukan barang berharga dan selanjutnya ngamuk di dalam rumah saya, gimana?
Tak kurang, si embak di rumah tidak henti-hentinya saya ceramahi dan ingatkan. Jangan sembarang menerima orang. Kalau ada tamu, jangan bukakan dahulu pintu gerbangnya. Tanya darimana dan identitasnya. Jika menawarkan suatu barang atau tidak jelas identitasnya, lebih baik ditolak saja. Kira-kira demikian saya selalu berpesan kepada PRT saya di rumah.
Moral cerita :
Semakin waspada terhadap kondisi lingkungan sekitar kita. Kepedulian terhadap sesama terutama tetangga di rumah kita harus semakin ditingkatkan. Jangan segan untuk selalu mengingatkan anggota keluarga di rumah agar tidak sembarang menerima tamu yang tidak dikenal. Sarankan kepada mereka aga selalu melakukan cek, double cek bahkan triple cek dengan kita melalui telepon jika ada tamu yang mengaku kenal dengan kita selaku majikan. Jika semua langkah tersebut sudah kita laksanakan, tinggal berdoa dan pasrahkan sama yang Tuhan, semoga keluarga kita selalu dihindarkan dari musibah. Oya, jangan lupa juga untuk berderma dan menyisihkan sebagian rezeki kita kepada yang membutuhkan.
Gambar diambil dari sini
1:25 PM
|
Labels:
kisah
|
This entry was posted on 1:25 PM
and is filed under
kisah
.
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
8 comments:
sekarang, semua orang melakukan apapun demi uang. ngeri mas ngebayanginnya.
sumurbatu juga gag yah? :P
PRT memang seringkali dimanfaatkan oleh penjahat karena PRT ini seringkali merupakan security hole.
hmmm...memang lebih baik tidak perlu punya banyak barang2 yg mengundang maling... ;-)
wah modusnya makin beragam..
jd makin paranoid..eh waspada ding.. :)
ada gak ya penangkal gendam tuh.. :(
Kapan ya, kita bisa hidup dengan nyaman di negeri sendiri..
mas saya menawarkan untuk tukeran link di blog saya http://twistedheartsf.info
silahkan hub email saya admin@wayan.web.id atau dengan memberikan komen di blo saya jika anda tertarik.
terimakasih
karna uang adalah segalanya,,,,,tanpa uang hudup terasa hampa.hehehehehe
Post a Comment