Mempertanyakan aspek perawatan fasilitas publik dan komersial di Indonesia

Belum lepas ingatan setahun yang lalu tentang rubuhnya jembatan gantung di lokasi wisata Baturaden Purwokerto, lagi-lagi kita disuguhi berita tentang jatuhnya plane tower, wahana permainan di Taman Rekreasi Wonderia Semarang yang menyebabkan puluhan orang luka-luka. Setelah itu, insiden jatuhnya lift di Ratu Plaza, menambah panjang deretan daftar fasilitas publik yang diduga kurang perawatan dari pihak pengelola atau tidak digantinya komponen yang sudah aus sehingga menyebabkan jatuhnya korban yang sia-sia.

Rentetan peristiwa ini terus terang menyiutkan nyali saya yang harus sering melakukan perjalanan ke luar kota menggunakan pesawat. Pesawat-pesawat yang sudah tua dan seringnya jatuh ditambah cuaca yang buruk membuat bayangan-bayangan buruk menari-nari dalam imajinasi saya tentang kurangnya perawatan armada-armada tersebut, membuat saya harus sering berdoa selama perjalanan.

Hal ini diperparah dengan salah satu penyakit bawaan saya yaitu takut ketinggian. Bayangan saya jika naik Bianglala atau Kora-Kora di Dufan (dan sejenisnya) adalah, bagaimana kalau tiba-tiba jatuh dari ketinggian akibat tali putus atau patahnya peralatan yang ada akibat sudah aus. Terus terang saya tidak terlalu percaya bahwa fasilitas publik dan komersial di Indonesia dirawat dengan baik dan benar. Mau bilang apa? Korban sudah banyak berjatuhan seperti tautan di awal tulisan di atas.

Mudah-mudahan pengelola fasilitas publik dan komersial di Indonesia sadar bahwa aspek keamanan harus menjadi prioritas utama dalam menjalankan usaha. Perawatan dan pemeliharaan harus rutin dilakukan. Jika memang sudah aus dan saatnya diganti, ya harus diganti supaya tidak ada korban yang jatuh sia-sia lagi. Jika hal ini tidak dilakukan, nampaknya penyakit ketinggian ini akan semakin parah saya idap...;-)

Gambar diambil dari blog mas Enda

8 comments:

Anonymous said...

bencana emang datang tak diduga,
ditambah maintenance yang ga bener.. :(

btw mas, lagi panas2nya kopipaste,
ini ada :
http://didik-hermina.blogspot.com/2007/11/8-kebiasaan.html

M Fahmi Aulia said...

tidak ada sanksi yg jelas (dan cukup berat) membuat banyak orang menyepelekan hal ini (termasuk pemerintah) :(

ayahkaya said...

ya memang seperti itulah adanya, pihak pengelola hanya memikirkan bagaimana caranya dapet untung banyak, salah satu caranya ya dengan mengurangi biaya perawatan

Anang said...

biaya perawatan gasah dipikir.. yang penting untung gede... gitu mungkin pikir mereka

wadiyo said...

begitulah....

kalau nggak begitu ntar nggak diganti-ganti,
di balik bencana pasti ada yang diuntungkan.

si kontraktor,
si pembuat produk,
si tukang pemasang,

kayaknya mereka juga perlu makan.

Anonymous said...

Yang paling menggemparkan adalah Jatuhnya adik-ku saat belajar lari.. he..h.e.h.e...

Anonymous said...

Good post and this post helped me alot in my college assignement. Gratefulness you seeking your information.

Anonymous said...

Sorry for my bad english. Thank you so much for your good post. Your post helped me in my college assignment, If you can provide me more details please email me.

Disclaimer : Semua tulisan di blog ini adalah pendapat pribadi dan tidak mengatasnamakan siapa pun dan institusi mana pun

Designed by Posicionamiento Web