Berita Kecelakaan Itu

Siang kemarin, saya ditelepon seorang teman kantor yang kebetulan sedang bertugas di Semarang via hp. Dia mengabarkan bahwa isteri saya baru saja menelponnya dan mencari informasi ke teman saya tersebut apa benar saya sedang tugas keluar kantor dan mengalami kecelakaan. Olala...padahal saya pada saat itu sedang di depan komputer mengerjakan pekerjaan kantor yang menumpuk di awal tahun. Segera saya hubungi hp isteri saya dan mengkonfirmasi bagaimana bisa isteri saya mendapat kabar bohong itu kalau saya masuk rumah sakit karena kecelakaan (padahal saya sehat dan segar bugar begini pada saat itu).


Ceritanya, siang itu telepon di rumah berdering. Salah satu asisten rumah tangga saya (alias pembantu. Saya biasa menyebut mereka asisten rumah tangga dan memanggil mereka si embak karena sangat menghargai profesi mereka) mengabarkan ke isteri melalui hp kalau baru saja ditelepon oleh seseorang yang mengaku dari RSPP Pertamina dan memberitahukan kalau saya sedang mengalami kecelakaan serta tidak sadarkan diri di rumah sakit. Isteri saya pun panik. Tapi untungnya isteri saya masih sempat berpikir jernih dan berpesan ke si embak agar tenang dan jangan melakukan tindakan apapun. Selanjutnya isteri saya segera telepon ke hp saya. Eh...ndilalah kok pesannya no telpon yang anda hubungi sedang tidak aktif atau di luar service area. Padahal, setengah jam sebelumnya, saya dan isteri barusan saling bertelepon. Dicoba ke telepon kantor, juga sibuk terus. Sempat bertanya langsung via telepon ke RSPP bagian UGD, adakah pasien baru atas nama saya dan dijawab tidak ada. Terus dihubungkan ke bagian rawat inap, juga tidak ada. Bagusnya, rumah sakit dimana pak Harto sedang dirawat tersebut mengingatkan ke isteri saya agar hati-hati karena biasanya seperti ini penipuan. Agak lega isteri mendengar kalau saya tidak ada di daftar pasien di sana. Akhirnya, isteri saya mencoba telepon salah seorang teman saya yang kebetulan sedang bertugas di Semarang seperti cerita awal di atas. Terkuaklah kalau berita tersebut bohong belaka.


Sepulang kantor, saya dan isteri berencana segera menanyakan lebih lanjut berita tersebut. Eh...tapi tunggu dulu. Begitu masuk pintu rumah, dua orang asisten saya di rumah malah terkejut melihat kepulangan saya. Mereka seolah tidak percaya saya sehat-sehat saja. Sampai mereka menangis melihat saya pulang. Terharu mungkin. Segera saya tanyakan salah satu dari mereka yang kebetulan langsung menerima telepon dari orang yang mengaku dari RSPP tersebut. Dari ceritanya, orang tersebut memang mengabarkan kalau saya sedang mengalami kecelakaan dan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Selanjutnya, orang tersebut malah menanyakan nama lengkap saya, bekerja di mana, siapa nama isteri saya, berapa nomor hp isteri saya dan data-data pribadi lainnya. Untungnya, si embak saya ini sangat cerdas dengan tidak mengatakan informasi apa pun dan langsung menghubungi isteri saya ke kantor.


Nampaknya, skenario dari penipu yang menelpon ke rumah saya dan membuat cerita bohong tersebut tidak berjalan dengan baik. Dari cerita seorang teman kantor yang pernah hendak ditipu dengan modus demikian, si penipu biasanya lantas menelpon ke salah satu anggota keluarga berdasar data-data yang didapat pada saat mengorek informasi di awal telepon dan biasanya meminta ditransfer sekian juta (teman saya dimintai uang 20 juta) untuk operasi yang harus dilakukan secepatnya. Semuanya dilakukan secepat mungkin dan pihak keluarga biasanya tidak diberi kesempatan untuk berpikir panjang (mereka memanfaatkan situasi yang panik). Alhamdulillah, untungnya semua skenario tersebut tidak sempat terjadi. Gagallah penipu tersebut mengibuli saya dan keluarga.


Dari peristiwa tersebut, saya hanya ambil hikmahnya saja. Saya dan isteri sekarang menjadi lebih berhati-hati dan waspada jika mengendarai motor atau mobil kemana saja. Selalu berdoa agar selalu dilindungi oleh-Nya. Hikmah lain, saya juga punya momentum untuk mengingatkan ke asisten rumah tangga, kalau saya mengingatkan agar mereka waspada di rumah dan selalu mengunci pintu kalau sedang pergi (maklum, sebelumnya mereka hirau akan hal ini karena terbiasa hidup di desa yang aman dan tentram), tidak memasukkan sembarang orang ke rumah dan lain sebagainya itu tidaklah main-main dan serius karena penipu dan perampok di Jakarta ini memang ada dan mereka tidak segan-segan menghalalkan segala cara termasuk membuat berita bohong ke calon korbannya seperti berita saya kecelakaan di atas.


Semoga pengalaman ini bermanfaat buat yang lain dan poin pentingnya : selalu tetap waspada !!


Gambar diambil dari sini

12 comments:

lassadad said...

iya, di sini (kampus) sering juga penipuan model spt itu.
herannya, koq bisa ya para penipu itu mendapatkan data2 spt nama ortu, no telp dkk (yang biasanya diisikan waktu mendaftar pmdk)

Anonymous said...

tetangga saya juga pernah tertipu dengan cara seperti ini. anehnya, begitu mau menghubungi nomer hp 'korban', selalu ga aktip, hmm, apa ada persekongkolan dengan pihak operator? wallahualam :)

Anonymous said...

Kalo ndak bisa telpon kan SMS tetap tembus, kenapa tidak SMS?

M Fahmi Aulia said...

masih musim juga ya penipuana ini??
*geleng2*

Anonymous said...

Setiap hari modus penipuan makin beragam.. lama-lama bisa dibukukan. Salam kenal, ini kunjungan saya yang terefer dari iklan kumpulblogger...

Anonymous said...

dunia ini tidak akan berubah...

semuanya sama, dikota mana pun sama, kagak disana, kagak di sino.

Moga baik-baik aja ke depannya.

Anonymous said...

apakah para penipu tersebut punya kemampuan menghalangi sinyal telpon ya?..

Ni'am said...

untung asisten sampeyan pinter mas. coba kalo ndak. haduw ndak kebayang deh

Anonymous said...

masih ada aja yang punya kerjaan seperti itu. Kok bisa yach mereka tahu no telepon Bapak

Anonymous said...

Kakak saya juga pernah mengalaminya. HPnya gak bisa dihubungi. Untung yg gak bisa itu cuma GSM, Istrinya yg dpt kabar juga nelpon ke nomor GSMnya yang gak aktif. Panik, akhirnya istrinya nelpon saya untuk nyari info. Saya coba nelpon ke CDMA, walhasil, kakak saya sedang dalam antrian di depan teller Bank.. Alamak, penibuan bikin jantungan...

Heru_Soetrisno said...

Barangkali tindakan yang tepat, jika menghadapi kejadian diluar dugaan semacam ini, adalah; "Bersikap Tenang & Gunakan Akal Sehat".
Cerita menarik untuk diambil Hikmahnya.
Salam

ahmad said...

Setiap hari modus penipuan makin beragam..

Disclaimer : Semua tulisan di blog ini adalah pendapat pribadi dan tidak mengatasnamakan siapa pun dan institusi mana pun

Designed by Posicionamiento Web