Dan Jakarta Kembali Terendam Air.....

Entah, bagaimana mau melukiskan Jakarta yang tidak nyaman seperti ini. Bencana banjir kembali merendam Jakarta. Persis parahnya seperti tahun kemarin. Dari pengamatan saya di daerah kantor di Daan Mogot, akses jalan kantor ke luar terputus total. Jam 11 siang tadi, saya mencoba menembus banjir hebat di daerah Jakarta Barat untuk sekedar pulang sejenak ke rumah di daerah Kemayoran dengan mengendarai motor Karisma kesayangan karena isteri barusan mengabarkan bahwa air sudah masuk ke garasi.

Perjuangan pertama, lewat Kyai Tapa menuju Roxy. Sampai di kolong Grogol, banyak motor mogok. Ternyata mereka baru saja nekat menembus banjir di daerah Kyai Tapa. Padahal tingginya selutut. Hmm...mencoba lewat depan Citraland dan Univ. Trisakti, sami mawon. Mobil dan motor yang lewat situ dipastikan akan mogok. Saya coba lagi lewat Latumenten, depan Rumah Sakit Jiwa Grogol, kebetulan masih bisa dilewati. Rencana saya akan lewat Jembatan Tiga. Sampai sebelum Pos Polisi Jembatan Tiga, macet total. Air setinggi lutut juga. Akhirnya saya putar balik mencoba lewat daerah Pluit. Eh...lebih parah ternyata. Terpaksa, balik lagi ke kantor. Lewat depan Rumah Sakit Jiwa Grogol, halah..air sudah naik lagi sedikit di atas mata kaki. Jadi lebih tinggi dari sebelumnya. Motor saya matikan dan saya tuntun. Resiko terlalu besar jika dikendarai. Bisa jebol mesin motor. Oh ya, saya lihat, tol dalam kota di Grogol menuju arah Semanggi, macet total. Orang pada kebingungan mau lewat mana.

Akhirnya saya selamat sampai ke Grogol kembali. Saya putuskan, balik lagi ke kantor. Menunggu keajaiban, mudah-mudahan banjir nanti sore surut. Kebetulan, isteri yang absen ngantor mengabarkan bahwa air di rumah sudah surut. Sepanjang perjalanan di jalan Daan Mogot arah ke Indosiar, saya lihat jalan sepi. Motor dan mobil banyak yang tidak jalan. Orang banyak yang berjalan kaki karena angkot pada tidak mau jalan. Bis Transjakarta juga tidak jalan. Halte-halte busway tutup. Sementara bis reguler biasa juga tidak jalan. Tinggal ojek dan bajaj yang jalan. Namun tarif yang mereka pasang sangatlah tinggi. Menabrak banjir, kata mereka.

Saya pun terkurung di kantor ini. Entah, nanti saya pulang naik apa. Semua akses jalan menuju rumah lumpuh total. Apakah mau jalan kaki lagi seperti kejadian banjir tahun kemarin? Mudah-mudahan tidak... :-(

Note :
Sepanjang perjalanan tadi, saya tidak sempat mengambil foto-foto secara lengkap. Kondisi hujan tidak memungkinkan saya untuk mengambilnya. Namun, saya sempatkan mengambil sebagian foto di lingkungan kantor yang berdampingan dengan studio Indosair di daerah Daan Mogot. Mudah-mudahan, nanti pada saat pulang, saya bisa mengambil foto-foto sepanjang perjalanan pulandan memajangnya di blog ini.

20 comments:

M Fahmi Aulia said...

wah, di daerah tendean, ada yg sudah kena banjir hingga setinggi dada

Nurul Wibawa Cahya Buana said...

@ fahmi
dari pengamatan saya, nampaknya bajir kali ini lebih parah dari tahun kemarin. jadi, saya percaya kalo di daerah tendean setinggi dada mas..;-(

sampai sekarang, masih hujan deras sekali di daerah daan mogot. disertai angin kencang pulak...:-(

Anonymous said...

Untunglah saya udah pindah ke semarang... :P

Gak bisa ngebayangin banjir yg sekarang, pengalaman taon kemaren aja mau ngantor harus naik pelampung!

Anang said...

turut berduka cita atas bencana banjir yang menelan ibukota kita.. semoga ada hikmah yang bisa dipetik sebagai pelajaran berharga dari peristiwa ini

Anonymous said...

semoga cepat surut banjirnya

Anonymous said...

Coba itu kapan JAKARTA tidak selalu kesandung dgn masalah klasik. BANJIR terus BANJIR terus.. Argghh bosen donk! *iklan mie*

Anonymous said...

I'm sory to hear that...(flood again). Untung Mas Nurul masih bisa pulang, kalo nggak kapan nulis postingnya ya???? :D

Anonymous said...

saya bolos kerja. waktu berangkat, ujan deres. trus stop taksi buat ke stasiun. eh kereta ga ada yang jalan. mau nekat naksi sampe kantor, kok ya bakal macet dll. ya sud, pulang lagi. ternyataaaa......buanjir sudirman. untung ga masuk, kalo ga gimana bisa pulang.

Anonymous said...

rumah gimana mas? aman?
ditempat saya sepaha di jalanan :)

Anonymous said...

Jakamana klo usul ma kang SBY agar Ibukuta do geser 1.000.000 cm ke selatan

Anonymous said...

enak nang Jakarta, iso gae renang massal nek musim hujan .. heheheh salam kenal

æy® said...

harapnya kamu bisa exchange link dgn blog saya:

http://mp3-source-downloads.blogspot.com

title nya "Download Mp3 Percuma"
bila kamu udah add, email saya di
mp3exchangelink@gmail. com dan beritahu saya di mana kamu letakkan link blog saya.trimas

Anonymous said...

Salam Kenal Semua

Brahmasta said...

Wah ini tulisannya udah lama ya?
Semangat mas.. Ayo ngeblog lagi! :D

Anonymous said...

Bagaimana klo ibukotanya di pindah aja biar ga banjir2 terus

sutrisno mahardika said...

@ mas Ario
mau dipindah ke Malang yach?? ke YOgya aja :P

Anonymous said...

banjir bikin malu ama turis2 asing... :( :(

Anonymous said...

wah...belum banyak perubahan yak di jakarta untuk urusan banjir? :(

Anonymous said...

sekarang banjir uda menyebar, hiksss sampe daerah aq tangerang

apri said...

Jakarta langganan banjir memang

Disclaimer : Semua tulisan di blog ini adalah pendapat pribadi dan tidak mengatasnamakan siapa pun dan institusi mana pun

Designed by Posicionamiento Web