100% Smoke-free

World No Tobacco Day 2007

Ikut gerakan tanpa tembakau/rokok yang diserukan oleh WHO & Om Priyadi.
Karena pada dasarnya saya memang tidak suka rokok dan baunya (alhamdulillah di lingkungan keluarga saya, tidak ada satupun yang merokok).

Hidup sehat tanpa rokok !
Tendang jauh rokok dari lingkungan kita !!


Versi bahasa Indonesia :

Kepada: Pengelola Tempat-Tempat Umum

Penelitian ilmiah tentang bahaya perokok pasif telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun. Tidak ada keraguan bahwa merokok secara pasif sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, menyebabkan kanker dan banyak penyakit pernafasan serta kardiovaskuler pada anak-anak serta orang dewasa, dan tidak jarang mempercepat kematian.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berkesimpulan bahwa asap rokok, sekecil apapun jumlahnya, tetaplah berbahaya. Rekomendasi WHO tentang hal ini mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk melindungi masyarakat dari bahaya asap rokok adalah dengan memberlakukan peraturan 100% bebas asap rokok bagi tempat-tempat umum.

Hak untuk mendapatkan udara bersih, bebas dari asap rokok adalah hak umat manusia.

Dengan demikian, kami meminta anda untuk melindungi kesehatan pegawai, pekerja dan masyarakat umum dengan cara menerapkan peraturan yang 100% melarang merokok di tempat-tempat umum. Kami percaya, langkah ini adalah langkah yang sangat penting untuk melindungi kesehatan kita dan anak-anak kita semua.

Tertanda,


-Nurul Wibawa Cahya Buana-


English Version :

To: manager of public places

Scientific research about the harms of second-hand tobacco smoke has been accumulating for over 20 years. There is no doubt that breathing second-hand tobacco smoke (SHS) is very dangerous to human health, causing cancer and many serious respiratory and cardiovascular diseases in children and adults, often leading to premature death.

The World Health Organization (WHO) has concluded that there is no safe level of human exposure to second-hand tobacco smoke, and the upcoming WHO policy recommendations on protection from exposure to second-hand tobacco smoke clearly state that the establishment of 100% smoke-free areas is the only way to protect the public to such exposure and its consequences.

The right to clean air, free from tobacco-smoke is a human right.

Therefore, we ask you to defend and protect the health of employers, workers and the public by implementing the necessary legislation that will make all public indoor working places, including bars and restaurants 100% smoke-free. We think this is a critical step to protecting our health and that of our children.

Sincerely,

Signed by


-Nurul Wibawa Cahya Buana-

Taman Suropati : Taman Kota lainnya di Pusat Kota Jakarta

Minggu kemarin, gantian saya, bunda & Advaya main ke Taman Suropati yang letaknya tidak jauh dari Taman Kota Menteng yang juga pernah kami datangi hari libur sebelumnya (maklum, lagi seneng lihat yang hijau-hijua nih mrgreen ). Kalau ada yang lebih suka Taman Suropati dibanding Taman Menteng seperti Mbak Maya a.ka Ibunya Ima di komentar ini, wajar saja. Tempatnya memang lebih rindang dan tidak terlalu crowded. Langsung saja kita lihat foto-fotonya :


Lokasi berseberangan dengan gedung Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) & Patung Diponegoro :

Banyak juga yang berolahraga :


Tapi ada juga yang memilih tidur lol :


Ada burung merpati dan ayam juga lho ! :


Tanamannya masih terawat :


Karena lokasinya yang nyaman & strategis, Taman Suropati ini sering dijadikan titik singgah bagi klub motor dan mobil. Bahkan juga dijadikan start awal berdemo, karena lokasi hanya berjarak belasan meter dari Cendana wink

Eh, ada yang kelupaan. Bunda & Advaya juga pengen nongol disini :

Taman Kota Menteng : Sarana rekreasi, olahraga & paru-paru kota

Sudah pernah mengunjungi Taman Kota di Pusat Kota Jakarta, eks markas Persija yang tepatnya di Jl. HOS Cokroaminoto, daerah elit Menteng Jakarta ? Kebetulan, hari Minggu 13/5/2007 kemarin, saya, isteri, jagoan saya dan ibu mertua ramai-ramai bertandang kesana. Refreshing, mencari udara segar sekaligus berolahraga pagi yang lokasinya tidak jauh dari rumah di Kemayoran dan yang penting gratis alias gretong. Hehehehe...lol


Lokasinya tidak jauh dari Bundaran HI dan Taman Suropati. Jadi tidak perlu harus jauh-jauh sampai ke Taman Mini Indonesia Indah atau pinggiran Jakarta lainnya jika hanya perlu mencari suasana fresh setelah seminggu penat berkutat pada pekerjaan. Berikut foto-foto yang diambil dari kamera HP Sony Ericsson K 510i :

Ada air mancurnya juga lho yang bikin adem dan seger :

Ada juga rumah kaca yang disewakan untuk pameran lukisan dan tanaman :

Di taman kota tersebut warga masyarakat dapat berolahraga secara gratis. Tersedia lapangan futsal, voli dan basket. Berikut screenshoot-nya :

Atau mau berkendara dengan sepeda dan sejenisnya ?

Ada juga tempat bermain untuk anak-anak seperti ini :


Capek? Ada tempat duduk yang nyaman seperti ini :

Mau berfoto-fotoan? Juga boleh :

Banyak juga yang datang berkelompok seperti ini :

Keamanan? Mestinya aman ya karena di komplek taman kota tersebut ada kantor Koramil yang menyatu dengan taman :

Petugas sedang memelihara taman (mudah-mudahan dapat kontinyu) :

Jagoan cilik saya, isteri & mertua :

Eh, tapi kok sudah ada yang coba-coba berjualan nih ? Jika tidak ditertibkan dari sekarang, bisa jadi contoh pedagang lainnya :


Capek juga berkeliling di taman kota seluas 3,7 hektar ini. Cukuplah untuk sekedar melemaskan otot-otot setelah penat bekerja penuh selama semingguan. Kesan saya secara umum, cukup puas dengan adanya taman kota ini. Meski sempat kontroversial pada awal pembangunannya, ruang publik seperti ini menurut saya perlu diperbanyak di setiap sudut Jakarta. Hanya yang perlu diperhatikan, perawatan atau pemeliharaan secara rutin perlu diperhatikan. Bukan cerita basi lagi jika bangsa ini hanya bisa membangun saja namun sering terjadi aspek perawatan diabaikan. Jika tidak diperhatikan pemeliharaannya, taman indah yang menghabiskan APBD sebesar 30 milyar ini lambat laun pasti akan jadi kotor dan kumuh seperti Taman Kota BMW di daerah Jakarta Utara yang sekarang sudah berubah fungsi jadi tempat tinggal gelandangan, tempat pembuangan sampah, tempat penimbunan pasir dsb. Sayang sekali jika Taman Menteng yang baru ini berubah jadi demikian juga nantinya.


Sebagai sarana publik, taman kota ini layak untuk anda kunjungi bersama keluarga. Ayo, kapan kesana ? Kabar-kabari ya...


Tautan terkait :

Disclaimer : Semua tulisan di blog ini adalah pendapat pribadi dan tidak mengatasnamakan siapa pun dan institusi mana pun

Designed by Posicionamiento Web