TRANS(FORMASI) TV7 MENJADI TRANS 7
Persaingan dunia televisi di Indonesia kian sengit. Menurut wikipedia, stasiun televisi nasional yang beroperasi di Indonesia sekarang ini berjumlah 11 yakni (RCTI, SCTV, ANTEVE, INDOSIAR, LATIVI, TPI, GLOBALTV, TRANSTV, TRANS7, METROTV dan TVRI. Jumlah tersebut belum termasuk stasiun TV lokal di daerah, yang saya lihat, cukup digemari oleh khalayaknya seperti JogjaTV, BaliTV, JakTV dsb. Dengan jumlah sedemikian banyak tersebut, pengelola televisi dipaksa menghadirkan acara yang berating tinggi agar diminati pengiklan (bukan bermutu lho, sebab menurut saya, acara bermutu di televisi, dapat dihitung dengan jari. Dalam hal kasus di Indonesia, rating tinggi tidak ekuivalen dengan bermutunya acara tersebut ). Tak heran, merger, akuisisi dan sejenisnya menjadi keniscayaan bagi pengelola televisi, agar tetap eksis. Sebagai misal, ANTeve pun menyambut uluran tangan STAR Grup milik raja media Rupert Murdoch untuk masuk membenahi manajemen ANTeve milik Bakrie Grup tersebut yang sempat dijauhi para pengiklan karena acaranya kebanyakan rerun atau pengulangan pada waktu itu. Hal yang mirip sama dilakukan oleh raja media seperti Kompas yang merelakan sahamnya, sebanyak 49% dijual ke TransTV. Hmm..sudah saya perkirakan hal ini pasti terjadi karena industri televisi memang padat modal dan harus kreatif menyajikan acara-acara agar diminati pengiklan . Tanpa dua hal tersebut, lonceng kematian tinggal menunggu waktu saja bila tidak segera berbenah diri atau bekerjasama dengan pihak luar.
Semalam sepulang kantor, saya melihat siaran live ulang tahun TransTV dari Plenary Hall JCC Jakarta. Acara tersebut selain disiarkan secara langsung oleh TransTV, juga disiarkan oleh TV7 selaku adik kandungnya sekarang. Meriah dan megah, itulah kesan saya terhadap acara semalam. Namun ada hal yang mengejutkan bagi saya semalam di tengah hiruk pikuk kemeriahan acara tersebut yakni peluncuran logo baru dan nama baru untuk TV7 menjadi Trans7 !. Diiringi nyanyian merdu dari Agnes Monica, Ishadi SK, bos Trans TV mengumumkan perubahan nama TV7 menjadi Trans7. Identitas korporat TV7 berupa logo yang berwarna merah pun ikut-ikutan diubah menjadi warna biru yang merupakan identitas korporat dari TransTV (nampaknya TransTV juga ingin mengubur jejak TV7 semuanya, termasuk hari jadi TV7 yang dibuat sama dengan ulang tahun TransTV yang ditandai dengan peluncuran logo baru tersebut. Mungkin ingin menghilangkan image kalau TV7 diasosiasikan dengan Kompas ??? ).
Dalam pengamatan saya, semenjak TV7 dibeli sebagian sahamnya oleh TransTV, acaranya pun dibuat mirip-mirip dengan Trans TV. Gaya jurnalismenya pun demikian. Semua dibikin sama dengan televisi saudaranya. Menurut saya, hal ini merupakan keanehan kalau boleh dibilang bukan sebuah kemunduran. Seharusnya, tetap biarkanlah TV 7 dengan ciri khas yang dimilikinya. Tidak harus acaranya dibuat sama dengan saudaranya, TransTV. Apalagi logo dan identitas korporatnya. Apa bedanya kalau semuanya dibuat mirip seperti itu??.
Dalam pemikiran saya, pihak TransTV bisa belajar dari MNC Grup yang menaungi tiga stasiun televisi yakni RCTI, TPI dan GlobalTV. TPI meski sudah dibeli oleh grupnya RCTI tersebut tidak lantas menjadi ke-RCTI-RCTIan acaranya (hehehe..saya kesulitan mencari padanan katanya nih ). Ciri khas televisi dangdut yang menyasar golongan menengah ke bawah tetap dipertahankan dan tidak latah mengikuti jejak saudaranya, RCTI. GlobalTV pun demikian. Tetap jalan dengan kekhasannya masing-masing. Dengan demikian, penonton mempunyai alternatif pilihan acara yang jelas dan tidak membosankan. Bagi pengiklan, hal ini juga sangat menguntungkan. Mereka dapat dengan leluasa menempatkan iklan-iklannya sesuai dengan stasiun dan jenis acaranya.
Oleh sebab itu, perubahan TV7 menjadi Trans7 dan membuat formula acara yang mirip dengan saudaranya, TransTV menurut saya merupakan pertaruhan besar bagi Trans Corp. Waktu yang akan membuktikan, apakah langkah yang ditempuh ini on the track atau tidak. Mudah-mudahan asumsi saya salah. Mari kita lihat bersama.
8:34 AM
|
Labels:
televisi
|
This entry was posted on 8:34 AM
and is filed under
televisi
.
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
9 comments:
Saya juga baru ngeh setelah membaca thread ini. Sudah berapa lama sih TV7 diakusisi oleh TransTV? Argh.. karena jarang nontong tipi lagi.. Arghh.. kebanyakan nongtong astro..
Tapi walaupun banyak persaingan, sepertinya kreatifitas dalam penayangan dan penyajian acara tetap gitu-gitu juga.
@ abe
astro acaranya bagus2 ya mas abe? saya pake indovision. pengen coba astro, tapi kok mahal?? lagian mnc group (tpi,global&rcti), ga ada kan?hehehe...
@riky
sejujurnya iya sih mas. ditambah dengan mergernya tv7 ini, acaranya semakin mirip. coba bandingkan acara2 trans dan tv7, grafis multimedia, narrator mirip blas.
#abe: sok keren elo, Be..baru nonton astro udah belagu... :p
mas Nurul...di era sekarang, untuk menghadapi kompetisi, memang mesti 'maen' kolaborasi...dan menurut gw, ide penggabungan ini merupakan ide brilian...meski kadang agak rancu ya, tv7 gabung ke trans TV, karena segmennya mirip2, geto..:p
*btw, kapan main bulutangkis bareng? ixxixi..*
yang saya suka dari trans7 adalah tayangan liga inggris... hehe
mestinya cari pasar yang beda paling gak. ini memang jadi mirip semua bahkan cara ngemasnya juga sama..
@ fahmi
betul mas fahmi, bergabung/berkolaborasi dsb menurut saya memang suatu keharusan sekarang ini. tapi, jangan terus dibuat sama acaranya. sebagai penonton layar kaca, neg kan melihatnya kalo sama...hehehehe
@ anang
wah..ketemu dengan penggemar liga inggris
@ laks
sepakat mas laks...itu yang saya maksud...:-D
info terakhir yang saya dapat, indosiar juga mau dibeli transtv. siap-siap bosan dengan tv indonesia kalo ntar indosiar mo dibikin sama lagi dengan transtv dan trans 7. hehehehehe...:-D
sepeda tua: mlebuo neng http://sepeda.wordpress.com/ wae mas... aku dewe yo ra ngerti kok mas.. aku mrono mung diundang dadine udad udud karo ngobrol ngalor ngidul tok.. aku paling kesed yen kon ngono ngono kok mas.. jajalo njenengan dolan ng HI minggu isuk.. jam stgh pitu...
maur nuwun kersa mampir...
biarpun udah jadi tran7,
tetebh aja bintik bintik di tipi gue gak ilang :( ...
kirain jadi bagus :(
tapi setuju kalo dibilang kemunduran,
yaitu dengan bikin tv7 sama dengan transtv
Post a Comment