Hotspot Gratis di Jakarta
Terdapat di Mal Roxy Square Jakarta
Ada yang pernah nyoba fasilitas tersebut disana?
8:36 AM | Labels: Jalan-Jalan | 10 Comments
Ribut-ribut Ilmu Gendam
Seakan tidak mau kalah dengan ribut-ribut masalah Ngadu Trafik 2007 di jagad blogosphere Indonesia (halah....), komplek rumah saya di daerah Kemayoran Senen Jakarta Pusat sekarang juga sedang dilanda keributan. Lebih tepatnya keresahan (mungkin).
Kejadian berawal minggu lalu. Rumah tepat di belakang rumah saya, kemasukan komplotan pencuri yang nyaru jadi sales yang menawarkan barang dari rumah ke rumah. Kebetulan si pemilik rumah semuanya bekerja. Tinggal pembantu dan anak semata wayang mereka yang ada di rumah tersebut. Konon menurut cerita, PRT (pembantu rumah tangga) tetangga saya tersebut dibuat tidak sadar (digendam atau dihipnotis) dan menuruti apa saja yang diminta oleh kelompok pencuri tersebut. Singkat cerita, habislah semua barang-barang berharga di rumah mreka akibat kepintaran si maling atau lebih tepatnya keteledoran PRT tetangga saya tersebut.
Tak pelak, kejadian di atas tadi membuat resah warga di komplek rumah saya. Dari keterangan polisi sewaktu menyidik di tempat kejadian, komplotan tersebut terlihat lihai dan diindikasikan sedang menyebarkan orang-orangnya untuk memperdaya pemilik rumah di yang sebagian besar memang kerja di siang hari. Bahkan, menurut polisi, komplotan tersebut diperkirakan juga tahu rumah mana yang akan diincar dengan mempelajarinya terlebih dahulu. Mana rumah yang ditinggal kerja (kosong), ditinggal pembantu sendirian, rumah mana yang lengkap dan riskan untuk “dikerjain”.
Saya dan isteri sebenarnya tidak terlalu was-was jika si pencuri mau mengambil barang berharga di rumah saya. Kenapa? Lha, di rumah saja tidak punya barang berharga tuh sehingga malingnya pasti kecewa kalau mau nyatroni rumah saya . Saya dan isteri lebih khawatir dengan keselamatan si kecil, Advaya, seandainya rumah saya akhirnya “dikerjain” juga (mudah-mudahan tidak). Jika lantas masuk dan tidak menemukan barang berharga dan selanjutnya ngamuk di dalam rumah saya, gimana?
Tak kurang, si embak di rumah tidak henti-hentinya saya ceramahi dan ingatkan. Jangan sembarang menerima orang. Kalau ada tamu, jangan bukakan dahulu pintu gerbangnya. Tanya darimana dan identitasnya. Jika menawarkan suatu barang atau tidak jelas identitasnya, lebih baik ditolak saja. Kira-kira demikian saya selalu berpesan kepada PRT saya di rumah.
Moral cerita :
Semakin waspada terhadap kondisi lingkungan sekitar kita. Kepedulian terhadap sesama terutama tetangga di rumah kita harus semakin ditingkatkan. Jangan segan untuk selalu mengingatkan anggota keluarga di rumah agar tidak sembarang menerima tamu yang tidak dikenal. Sarankan kepada mereka aga selalu melakukan cek, double cek bahkan triple cek dengan kita melalui telepon jika ada tamu yang mengaku kenal dengan kita selaku majikan. Jika semua langkah tersebut sudah kita laksanakan, tinggal berdoa dan pasrahkan sama yang Tuhan, semoga keluarga kita selalu dihindarkan dari musibah. Oya, jangan lupa juga untuk berderma dan menyisihkan sebagian rezeki kita kepada yang membutuhkan.
Gambar diambil dari sini
1:25 PM | Labels: kisah | 8 Comments
Menambahkan plugin emoticon di dashboard Blogspot/Blogger.com
Blogwalking siang ini, tidak sengaja nyasar di blog mbak Putry alias Nurul (hihihi...ini nama depannya sama dengan nama depan saya, cuma beda jenis kelamin ). Dapat link bagus untuk menambahkan plugin emoticon di dashboard blogspot. Screenshot dashboard di blogspot saya jadi seperti ini, setelah ditambahkan plugin tersebut :
Saya terjemahkan langkah-langkah yang baru saja saya coba baru saja ini :
- Pastikan perambah web anda menggunakan Mozilla Firefox versi 1.5 ke atas. Bila belum ada, download di sini
- Setelah selesai, instal plugin Greasemonkey dengan mengklik ini
- Restart Firefox dan kemudian install script ini
- Selesai sudah dan restart kembali Firefox anda.
Sila dicoba !! (Saya sudah & tidak perlu repot lagi menambahkan emoticon...)
Terima kasih Wolverine & Putry !
Catatan :
Untuk menghilangkan border di akhir postingan, Wolverine menyarankan untuk menambahkan script ini di template :
img.emoticon {
padding: 0;
margin: 0;
border: 0;
}
Tips lengkap & versi Bahasa Inggrisnya, sila lihat di sini
2:59 PM | Labels: Tutorial | 11 Comments
Malas Membaca Buku Petunjuk
Pagi-pagi kemarin,16/4/2007, di sela-sela jam kerja, teman sekantor saya bertanya via telepon internal tentang cara mengoperasikan handycam merk Canon, yang baru dibelinya di Glodok, Jakarta. Sebut saja dia namanya Ninit. Berikut percakapan kami pagi kemarin :
Ninit : Mas, bisa mengoperasikan handycam Canon.
Saya : Kenapa emang?
Ninit : Saya baru beli handycam kemarin, seharian mencoba sama suami
ndak bisa-bisa cara makainya.
Saya : Terus terang kalau merek Canon saya belum pernah pakai. Kalau
merek Sony, Panasonic dan Samsung pernah. Tapi menurutku,
prinsip pemakaiannya sama sih. Coba kamu baca buku petunjuk
atau manual book yang biasanya disertakan di handycam tersebut.
Biasanya ketika membeli suatu produk, ada buku petunjuknya yang
menjelaskan detil produk sampai ke cara penggunaannya.
Ninit : Wah,bingung mas. Habis buku manualnya segepok gitu. Gini aja
deh, ntar sorean saya ke ruangan mas, tolong diajari cara makainya.
Saya : Iya deh (*seperti biasa, tidak bisa menolak permintaan teman,
apalagi kalau cewek. Hihihihi...* )
Singkat cerita, sore itu teman kantor tersebut datang ke ruangan saya, minta diajari cara menggunakan handycam baru tersebut. Seperti yang telah saya duga, prinsip dan cara kerjanya memang serupa dengan merk lainnya. Alhasil, tidak perlu waktu lama bagi saya untuk mengajari teman kantor menggunakan handycam barunya tersebut. Sekilas saya lihat, sebenarnya di manual book bawaan handycam tersebut sudah lengkap menerangkan detil dan cara penggunaannya. Memang di produk yang dibeli teman saya tersebut, tidak disertakan buku petunjuk yang berbahasa Indonesia. Nampaknya, ini yang menjadi kendala utama bagi teman saya tersebut dalam memahami barang barunya itu. Karena setelah dapat mengoperasikan handycam tersebut, teman saya mengaku kalau dia mencari-cari manual book yang berbahasa Indonesia di boks bawaan handycam-nya kok ga ada. *Halah* (padahal, teman kantor saya tersebut secara pendidikan akademis setara dengan sarjana lho. Mestinya, dapat memahami manual book yang berbahasa Inggris meski pasif. Tapi nyatanya....)
Kejadian seperti ini tidak hanya sekali dua kali. Sering saya dimintai teman kantor, tetangga, saudara bahkan bos saya sendiri untuk mengajari mereka menggunakan gadget yang baru saja mereka beli. Mulai dari HP berkelas seperti Nokia Communicator sampai “iPod-iPodan” produk China pun, mereka minta tolong ke saya. Berkali-kali saya bilang, coba deh baca manual book atau buku petunjuk yang disertakan dalam produk yang didapat waktu beli. Namun alasannya beragam namun muaranya sama : malas membaca manual book !!
Penyakit malas membaca buku petunjuk ketika habis membeli produk baru ini, nampaknya sudah menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat kita. Padahal, di buku petunjuk tersebut sering dijumpai hal-hal penting yang harus diketahui konsumen - yang bisa jadi, antara produk yang satu dengan produk yang lain, beda. Di perusahaan saya yang menjual produk mobil berkelas dari Jerman, pelanggan pernah salah mengisi bahan bakar mobilnya dengan bensin biasa yang mestinya harus sekelas pertamax agar mesin tidak jebol. Hal ini gara-gara, sekali lagi, malas membaca buku petunjuk yang disertakan ketika membeli mobil mahal tersebut.
Bagi saya, ada untungnya juga dengan kondisi seperti yang saya ceritakan di atas. Saya jadi orang yang pertama kali mencoba produk-produk canggih yang mungkin tidak terbeli oleh uang dari gaji saya itu. Lumayanlah, tanpa perlu ikut trend tapi tidak kuper . Cuma repotnya, kalau pas sedang banyak kerjaan, hal ini juga menyita banyak waktu karena mau tidak mau, saya juga harus mempelajari buku petunjuknya jika saya tidak memahaminya atau produk baru tersebut belum pernah sama sekali saya coba. Ah, dasar orang kita...
Foto : website Canon.com
11:56 AM | Labels: Gadget | 7 Comments
Waspada di setiap titik transaksi pembayaran
Postingan ini muncul beranjak dari kejadian yang saya alami sore kemarin, Senin 2/4/2007. Kebetulan, keperluan harian anak saya, Advaya seperti susu, diaper dsb sudah habis. Maka meluncurlah saya ke Carrefour Duta Merlin di seputaran Harmoni sepulang dari kantor. Singkat cerita, setelah saya selesai berbelanja, motor langsung saya arahkan ke loket pembayaran di pintu keluar. Sejenak saya menunggu di belakang mobil, sebelum dilayani oleh petugas parkir dari Secure Parking. Begitu mobil di depan saya selesai membayar, giliran saya di belakang mobil maju untuk gantian membayar. Saya sodorkan tiket parkir yang diberikan sebelumnya di pintu masuk, sambil memberikan satu lembar uang lima ribuan. Sambil menunggu petugas tersebut menyelesaikan perhitungannya, iseng saya lihat ada tulisan, “Mintalah bukti struk parkir. Jika tidak diberi, maka parkir gratis” (kurang lebih tulisannya seperti itu). Tiba-tiba, saya disodorkan uang kembalian oleh petugas parkir tersebut. Saya lihat sebentar, lho kok cuma Rp. 3000 saja? Rasanya, saya berbelanja tidak sampai satu jam kok dikenakan parkir 2000 rupiah. Reflek saya tanya sama petugasnya :
Saya : “Minta struknya dong”
Petugas : “Sebentar pak,mmmm... seribu rupiah”
(sambil menyerahkan kekurangan Rp.1000 rupiah)
Weits....hampir saja saya dicurangi nih. Saya lihat di struk parkir memang biaya parkirnya cuma Rp.1.000,- saja. Untung saya waspada sehingga tidak sampai menjadi korban kecurangan petugas nakal tersebut. Saya yakin, tidak hanya saya yang diperlakukan demikian. Coba kalau ada 100 kendaraan saja yang diperlakukan demikian, pemasukan tak resmi petugas tersebut sehari tentu sangat banyak sekali (sayangnya, saya tidak sempat mencatat nama petugas yang bersangkutan). Antisipasi dari pihak Secure Parking sebenarnya juga sudah bagus dengan memasang tulisan untuk meminta bukti struk parkir untuk mencegah kecurangan seperti petugas nakal tersebut. Namun, saya pikir hal tersebut belumlah cukup. Perlunya manajemen Secure Parking bertindak lebih keras lagi kepada karyawannya agar ada efek jera karena kejadian seperti ini tidak hanya saya alami kemarin saya di parkiran Duta Merlin, namun juga di parkiran mal lain. Oleh sebab itu, saran saya jangan lupa agar selalu minta bukti struk pembayaran untuk mencegah petugas nakal berbuat curang.
Titik transaksi lain yang perlu diwaspadai adalah pompa bensin. Terutama yang beli bensin full tank atau berdasarkan literan. Seperti yang sering saya alami, petugasnya mengecoh kita dengan membulatkan nilai pembayaran ke atas. Kalau hanya 50 atau 100 rupiah saja, mungkin kita bisa maklum karena memang agak sulit mencari uang kembalian receh senilai tersebut. Namun, saya pernah mengalami kejadian menerima uang kembalian pembelian bensin dengan pembulatan 1500 rupiah atau bahkan lebih. Ketika saya protes, barulah uang tersebut dikembalikan. Berdasar pengalaman ini, bila di pom bensin, saya lebih senang membayar pakai kartu debit atau jangan pernah mengisi bensin full tank. Saya isi tanki bensin di motor atau mobil saya cukup dengan nilai nominal uang yang pas. Misal beli Rp.150 ribu untuk mobil atau Rp. 15 ribu untuk motor (tentunya menyesuaikan dengan kapasitas tangki kendaraan anda). Cara ini sedikit mengurangi resiko dicurangi.
Anda punya pengalaman serupa atau tips lain yang menarik untuk menghindari kecurangan sejenis?
Gambar diambil dari sini
12:38 PM | Labels: Jalan-Jalan | 22 Comments